Senin, 16 September 2013

Tentang Jurnal


(Pemandangan di depan sekolah saya)

Kepikiran tentang masa-masa di sekolah jadi ingat kata Syandriego. Bikin semacam jurnal dari awal masuk SMA sampai Kelulusan nanti. Tap apa temanya nah? *tangan di jidat sambil berpikir.
Ah, nanti sajalah. Malam telah menemani, dan perut telah meronta. Waktunya makan malam...

Sabtu, 14 September 2013

Itu dia masalahnya!



Sekiranya statment itu benar adanya, sungguh keputusan yang telah saya ambil adalah kebijaksanaan. Me-review ulang ingatan hanya membuat sesak. Sudahlah, bagiku itu telah berlalu. Meskipun masih sering kalian lontarkan dalam derai tawa pertemuan yang kalian sebut lelucon. Lalu tertawa terpingkal-pingkal membayangkan betapa polos dan naifnya dia!

Memang bukan salah kalian berlaku seperti itu, lampaunya waktu mengantarkanku pada labirin usang penuh debu. Sederet untai kata kaya makna telah menyambut tajam. Seolah mendesak ingin membalas. Ah, semua berawal dariku saja, tak perlu kau tanya lagi..

Tapi, sadarkah?
Segelumit rasa tentu akan mengenai sesuatu bernama hati. Boleh jadi tepat berada dititik sendunya. Makna kata dan jalur presepsi tentu akan saling mengamit ketika lisan telah menguntai cerita. Itu dia masalahnya! Kau tahu itu akan melukai tapi tetap kau lakukan. Tak ada seandainya, karena telah terjadi itu.

Ini terserah kalian saja, urusan kalianlah saat membahasnya. Tak ingin ku tahu dan ku baca lagi. Cukuplah kalian tahu. Itu Aib! dan tak usah di bahas lagi. Telah pahamkah? Masih ada gelak tawa saat kau pahami ini? ku rasa tak perlu lagi ku jelaskan hukum menutup aib bagi saudara seiman padamu, bukankah kau lebih dulu tahu dariku?

Ini kisahku, juga jalan yang telah ku ambil.

Telah ku serahkan pada-Nya tentang rasa itu, atau bagaimana yang di rasakan hatiku saat kita masih bersama kemarin. Lalu menjadi buih yang ku harap akan hilang entah kemana.
Agar saya tak perlu meragu akan arti Percaya yang sesungguhnya.




Rabu, 11 September 2013

Berakhirlah Masa Kita Disana



Seperti de javu rasanya, setahun lalu dengan tangan gemetar dan irama jantung yang mamacu lebih cepat, dipersilahkannya diriku oleh pimpinan sidang saat itu untuk memberikan pidato kemenangan di hadapan para peserta sidang. Musyawarah Tahunan yang memulai jejak ku bersama mereka disana. Dan hari ini, dihari yang sama, waktu yang sama dan ditempat yang sama, kembali dipersilahkannya diriku oleh pimpinan sidang untuk maju kembali. Di ikuti dengan tepuk tangan yang mewakili situasi setahun yang lalu. Kini, kubawakan sambutanku untuk jabatanku yang telah habis masanya. Bahagia, juga terselip sedih diantaranya. Seolah telah lega perasaanku ketika diputuskannya kader selajutnya. Ini dia, ku serahkan tanggung jawab selama setahun kepemimpinanku yang ku genggam erat pada kalian yang terpilih. Hmm.. Congratulation buat ketua MPK periode ini, beserta inti lainnya :)

Sepulang dari Musta tadi, hujan deras membuatku basah kuyup bersama Al Putri. Hehehe, Pelepasan masa jabatan dengan diguyuri Rahmat-Nya... Selalu indah, bukan?

"Sudah bisa mimpi indah malam ini? Bulan bahasa dan Pengadaan kalender aman ji toh?" (Buat Devian dan Nuja)

Malam ini, rekaman kisah kita selama masa bakti 2012-2013 terputar oleh ingatan. Tentang hari senin, 03 September 2012 kita dilantik. Teringat juga bagaimana wajah tegang dan gugupnya seorang kawan ketika akhirnya dia terpilih sebagai Ketua Osis. Rahmat Hidayat, saya rasa kamu banyak belajar disini, OSIS telah menyertai beragam perubahan besarmu, kawan! Juga bagaimana perselisihan, tantangan, dan pelanggaran-pelanggaran di awal jabatan kita terjadi. Tentang nyesek yang kita rasakan ketika kegiatan bermasalah pada dana dan persetujuan guru! Kerja sama tim :) Bagaimanapun, saya merasa bahagia dengan kalian di organisasi ini. MPK-OSIS dengan satu tujuan dan cahaya yang menerangi langkah kita, menjadikan kita seperti sekarang ini. Awesome!

Sungguh merugi mereka yang tidak memilih untuk dewasa disini dan tidak memilih untuk belajar banyak disini.

Disinilah saya, juga kalian yang membersamaiku untuk masa bakti 2012-2013.
My Beloved MPK-OSIS, selamat berjuang, selamat meraih mimpi, dan selamat menikmati masa vakum di kelas XII. Hehehe...
***********************************************************************************
eh teman, hari jumat kalian mau adakan Pesan dan Kesan OSIS-MPK 2012-2013 sebelum hari senin mereka di lantik secara resmi? (idenya siapa ini tadi nah?) *Lanjutkan!






Sabtu, 07 September 2013

Jalinan tangan kita,


Ada yang mulai merekah
Pada rindu yang tak ingin merotas
Juga di tiap tetes embun di daun pagi
Memaknai indahnya nuansa langit biru yang mulai nampak

Jalinan tangan kita,
Untuk satu yang menguatkan,
dan dua yang menyayangi
Melengkapi tiap celah tingkah yang tak sama

Seperti rantai yang saling berkait,
Untuk sebuah pertemanan yang indah
Saling mengerti, membuang sampah yang mengotori hati
Demi mereka kawanku

Terkadang, tidak semua hal yang tertangkap oleh mata adalah jalan
Tidak semua benak yang melintas itu nyata
Bisa jadi adalah tipu daya
Yang hanya merusak dan menyakiti

Demi mereka kawanku,
Salah dan benar itu tipis jaraknya
Maka ketika hati mulai berprasangka
Rakit kembali niat tulus karena-Nya

Semua berhak menilai,
Tentang itu baik atau sebaliknya
Dan teruslah berjalan,
Semoga kan datang pemahaman baik dari-Nya

Inilah kita,
Dengan jalinan tangan menguatkan
Juga senyum hangat kala bersapa
Dan hanya perlu belajar tulus untuk melakukannya..

Sekali lagi ada yang merekah,
Yaitu, kita
Menjadi lebih baik dari yang lalu adalah pilihan
Juga menjadi dewasa disini,


TWEET-twelve exact three 2013/2014
Sman 1 Pomalaa,
*******************************************************************
@AstridDwi : Untuk kelasta ini nah?


Kau Percaya ?


Bukankah ini masalah waktu?
Ketika kau sadari telah terluka hatimu
Dan kau hanya mampu menjerit dalam diam
Tanpa sedikitpun niatmu menuntut dunia

Hei! Itu sungguh menyakitkan, bukan?

Binar-binar harap matamu mencipta simpul
Menyadarkan sang waktu agar meninggalkan jeda
Meski kau membutuhkannya
Tapi bagimu, jeda dan ruang akan lebih menyakitkan

Itu, kau...
Berdiri dengan tumpuan kokoh harapan
Kau ingin lanjutkan,
Setiap episode hidup yang kau jalani

Kini kubawakan sebuah kisah
Untuk kau yang selalu percaya
Karena sejatinya kita hanya menebak
Selanjutnya adalah milik-Nya

Dan,
Waktu tak akan pernah benar-benar  menunggumu,
Dia datang disetiap detiknya,
membawa pesan yang serupa
Yang lalu telah berlalu, dan yang datang akan menjelaskan

Tunggu, biar kutanya dirimu
Kau percaya pada sang waktu?

dan kau hanya tersenyum,

"Bukanlah waktu yang harus ku percaya, meski aku yakin dia akan mengobati luka. Tapi pada Sang Pemilik Waktu lah ku tumpukan keyakinanku. Karena ada bahagia nantinya, bagi mereka yang senantiasa percaya"

Jawabmu dikala itu.

***********************************************************************************
Pomalaa, 08/ 09 /13
Bagaimana, Devian Apriani?
Sukaji? 

Melepaskan--


Adakalanya perasaan tahu itu begitu menyakitkan. Dulu, aku selalu bersyukur ketika tidak tahu apa yang sedang orang lain bicarakan, atau apa yang sedang terjadi. Karena aku merasa, ketidak-tahuan itu yang membuatku terjaga. Namun, tahu itu kini menjelma menjadi barisan kejadian yang bertubi-tubi datang padaku. Ini skenario, tentu skenario Allah,

Telah digariskan hal itu padaku, meski berat tapi begitulah. Cara terbaik adalah dengan melepaskan. Melepaskan sesak di hati, melepaskan amarah, melepaskan kekecewaan, dan membiarkannya pergi entah kemana. Menghadapinya.. tak perlu gentar, meski terkadang aku pun masih sulit menantangnya.

Inilah jalan, inilah langkah-langkah penantian untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Terus tersenyum menghadapinya, bukan emosi.

Tidak semua orang bisa kita rangkul atau berjalan bersama menelusuri setapak dengan kayu besar yang kadang menghadangnya. Tidak, akan ada mereka yang berpaling meninggalkanmu, tapi jangan menyimpan benci dan amarah padanya. Lepaskanlah, seperti leganya ketika kau hembuskan nafasmu dalam-dalam.

Meski luka dapat disembuhkan, dia akan berbekas. Kecuali pada orang-orang yang menanamkan pemahaman baik dalam seluruh hidupnya. Kita hanyalah manusia biasa, tempatnya lalai dan dosa. Membuat orang lain kecewa itu adalah hal yang lumrah, sekalipun tanpa disengaja sedikitpun. Karena itu, memaafkan adalah satu-satunya untuk memperbaikinya.

Ini kabar dari senyap dimalam ini,


"Dikedamaian bintang-bintang dilangit, semua kan terkenang. Pasti terkenang,"