بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bagaimana kabarmu sahabat? Semoga yang ku dengar "Alhamdulilllah" :)
9 Maret 1996, hari ini saya tahu bahkan saya ingat, hari ini hari dimana kamu dilahirkan di dunia dan pertama kali mengucapkan kata 'hai' dengan tangisanmu kepada ayah dan juga ibumu. Hari ini juga, saat dimana kamu diutus pertama kalinya menjadi seorang khalifah di bumiNya, semoga Allah selalu menyayangimu Tami.. :)
Maaf, saya meminta maaf dengan sepenuh hati, jika hari ini saya tidak akan mengucapkan kata 'selamat ulang tahun' padamu seperti kawan-kawanmu, dan juga yang lain. Maaf, karena ini akan berlaku selamanya, Insya Allah. Maafku juga ingin aku sampaikan, karena terlambat mengatakannya padamu. Seharusnya saya menyatakan ini dari awal, tugasku sebagai orang yang menyayangimu, yang ingin menyayangimu hanya karenaNya, sudah seharusnya kita saling ingat-mengingatkan. Maaf jika pernyataan ini mungkin membuatmu bersedih.
Saya tidak ingin mengucapkan kata 'selamat' kepada saudariku yang kenyataannya setahun sudah umurmu berkurang. Tidak hanya kamu, kita semua juga akan mengalaminya. Seharusnya kita bermuhasabah, semakin dekat dengannya. Bahwa kematian itu adalah sesuatu yang pasti.Maaf, saya tidak ingin menyembunyikan suatu kebenaran, yang jika dengan itu bisa melindungimu dari maksiat, ataukah membantumu semakin dicintai olehNya. Saya tidak akan ingin mengucapkan ataukah merayakan 'ulang tahun' yang secara nyata bukanlah tahun yang diulang, melainkan 'tahun yang berkurang'.
Tami, tulisan ini saya buat dengan penuh hati-hati, takut melukai perasaanmu. Karena sahabatmu ini tidak akan lagi mengucapkan kata itu padamu ditahun-tahun berikutnya. Juga sebagai wakil dari Indira yang juga menginginkan hal yang sama. Tidak seperti dulu lagi. Di tulisan ini juga, saya bukan bermaksud mengklaim atau menghakimi yang lain itu salah atau tidak benar, tidak.
Tulisan ini semata-mata saya sampaikan hanya untuk menyampaikan kebenaran, kebenaran untuk semua pihak. bahwa dalam islam tidak ada hukum atau syariat yang mengatur tentang saling mengucapkan selamat pada hari kelahiran seseorang.
Tami pasti tahu kisah menyentuh dari sahabat Abu Bakar, yang senantiasa menemani Rasulullah saw. saat berhijrah. Atau sahabat Ali bin Abi Thalib, yang rela menggantikan Rasulullah di tempat tidurnya, saat Rasul akan hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar. Mereka adalah sahabat yang dikirmkan Allah kepada Baginda. Yang mencintai dan menyayangi Rasulullah saw. dengan sepenuh dan segenap jiwa mereka.
Dari Ibnu Abbas ra. dikatakan ada seorang lelaki datang kepada Nabi seraya berkata. "Wahai Rasulullah aku sangat mencintaimu dan selalu mengingatimu. tapi vang aku takutkan jika kelak engkau dimasukkan ke dalam surga di tingkat yang paling tinggi sedangkan aku dimasukkan di tempat yang tidak sama denganmu, maka aku takut tidak dapat lagi melihatinu kelak di akhirat". Rasulullah SAW tidak menjawab ucapan lelaki itu sampai Allah menurunkan fimian-Nya. Wa man yutiillah war Raszila fa ulaika ma'al ladzina...(An Nisaa': 69). Setelah itu Rasulullah SAW membacakan ayat tersebut di hadapan lelaki itu dan mendoakanya."(Thabrani, Al-Haitsami. 4/7)Namun sejarah tak pernah mencatat, bahwa para sahabat pernah merayakan atau mengucapkan selamat kepada Baginda, nantilah setelah 400 tahun lamanya, barulah muncul bid'ah besar yang secara terang-terangan merayakan hari kelahiran Baginda yang sekarang dikenal dengan 'Maulid Nabi', sungguh ini adalah perbuatan orang-orang yahudi dan nasrani , dan hal ini telah diketahui oleh Allah dan Rasulnya:
Allah 'Azza wa Jalla berfirman :"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).' Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah."(QS. Al-Baqarah [2] : 120)Dari Abu Sa'id al-Khudriy radhiyallaahu ta'ala 'anhu, ia berkata,Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Kalian sungguh-sungguh akan mengikuti jalan (mencontoh) orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai seandainya mereka masuk ke lubang dhabb (biawak), niscaya kalian akan masuk pula ke dalamnya."Para Shahabat bertanya,"Wahai Rasulullah, apakah mereka yang dimaksud itu adalah Yahudi dan Nashrani?"Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab,"Siapa lagi kalau bukan mereka?"(HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya, no. 3456, 7320, Fat-hul Baari, XIII/300, Muslim dalam Shahiih-nya, kitab al-'Ilmi bab al-Aladdul Khasmu, no. 2669, Ahmad, III/84, 89, IV/125, Ibnu Majah, no. 3994, dan ath-Thabarani dalam Al-Kabiir, VII/40)Sungguh benar apa yang telah disabdakan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam. Kini, banyak kaum muslimin yang sudah tertipu dan tidak menyadari bahwa kita dilarang bertasyabuh kepada orang-orang kafir, bahkan mereka membangun cinta dan benci dari itu semua.
Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallaahu ta'ala 'anhuma, ia berkata,Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, ia termasuk golongan mereka."(HR. Ahmad, II/50, 92, dan Abu Dawud, IV/314, no. 4031, Shahiihul Jaami'ish Shaghiir, no. 6149, Shahiihul Jaami', no. 6149)
Tulisan ini tidak ada maksud untuk menggurui, semoga sedikit pemaparan saya di atas bisa diterima oleh semua orang, dan khususnya untuk Tami. Ini adalah surat terbuka untukmu saudariku. Maaf jika menyakiti, maaf jika membuat Tami sedih.
Tetapi saya mengharapkan, semoga tulisan ini bermanfaat. Jika ada salah-salah kata disana-sini dan yang menyakiti mohon dimaafkan, sesungguhnya kesempurnaan dan kelebihan itu hanya milik Allah Azza wa Jalla, dan kekurangan dan kesalahan adanya pada diri saya sendiri
جزا كم الله خير
اوَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber : http://alputriy.blogspot.com/ ( Dari dan Untuk Sahabat Terbaik Sepanjang Masa :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar