Seberkas cahaya melukiskan difraksi yang tajam,
menghujam tepat pada aksara waktu
kini, pun yang telah berlalu
tinggallah kisi dari masa yang kembali ku jenguk...
Ini sebab telah rapuh jiwaku,
yang mungkin menjadi ujung sang kaki berpijak
Aku telah menikmati tiap desah nafas ini, kembali...
Menyelami selasar hidup di ujung senja
Namun, sekelebat kisah menohok batinku,
menyisakan sesak tiada terperi...
Ini tentang Aku,
dan cairan dari suntik demi suntik yang pernah ku masukkan dalam tubuhku, kala itu...
Ingatkah, Mama..
Aku pada masa dimana malam pun enggan beranjak pergi
tanpa cahaya, bersama air mata dan kehampaan,
berharap jeda sejenak dalam kenikmatan benda haram yang karenamu ku pakai!
Maafkan aku, Mama..
Sikapmu, itu yang membunuhku, meracuni akal sehatku
dan.. kau baru tahu kini,
setelah sekian lama kau lihat perubahanku
Lihatlah aku, anakmu...
Seorang gadis yang kini hancur dihadapanmu, dipelukmu
memintamu agar tetap disisiku,
memintamu untuk berhenti dari kehidupan malammu,
memintamu untuk peduli padaku, didetik ini...
Mama,
Aku benci ditiap saat mereka menatapku,
memandang aku, pun seolah mahluk hina yang harus dijauhi!
yang hancur hidupnya, tanpa perhatian,
yang terpenjara oleh ilusi dan pergaulan bebas
Ya.. Kalian! Kalian tak perlu mengejaku untuk mengakuinya
sebab kalian telah lebih beruntung dibanding aku
sebab aku memang hampa kasih sayang,
dan aku pengguna
narkoba!
Aku tahu, dan kalian pun perlu tahu...
tak ada gunanya
ia meski kau pakau berulang-ulang, berjuta-juta...
Percuma! Bahkan kau akan terlihat lebih menyedihkan!
Seperti diriku, yang kini hanya berdiri disisi jurang harapan
Barang haram itu telah menghabisiku,
berlari pun percuma,
getir sesal yang kubenci kedatangannya kini menulusup diam-diam dirongga dadaku
sebab ku lihat lagu tangismu dalam gema...
Mama,
Yang ku mohon di akhir sajak ini,
biarkan aku tetap berada dalam hangat dekapmu,
menikmati sakit yang teramat ini
berharap pencabut nyawa lebih cepat datangnya...
***********************************************************
2013
Dibuat dalam rangka persiapan lomba puisi tema: Narkoba yang diselenggarakan oleh BNN, rencana dibawakan dan ide puisi yang be different, yaitu oleh Febrina Risky Amelia, adik kelasku yang everything -_- #haha. Meskipun tidak jadi tampil karena *something wrong, tapi proses latihan baca puisinya berkesan banget. Bersama dua instruktur, Al Putri Yana dan Runi Agristria. One of the best moment I ever had...