Bismillahirahmanirrahim...
Kaifa haluki, ukhti ???
Sekedar berbagi, ana dapat sebuah cerita tentang pengalaman yang Insya Allah, semoga dapat dipetik hikmahnya:) Amin.
*Silahkan disimak
Dedaunan mulai berguguran. Sepi jalan tak dihiraukannya, ialah seorang gadis yang sedang berjalan gontai. Derap sepatunya terdengar begitu kakunya. Terik matahari yang menyilaukan, panasnya memancarkan hawa yang tak biasanya. Mungkin akan turun hujan nanti. Gadis tadi masih terus berjalan,
Sepulang sekolah, ia ingin sejenak beristirahat di rumah temannya. ia putuskan untuk menunggu jemputan disana. Setelah sampai, tiba-tiba hujanpun turun.. Ia bahkan yakin, bahwa penjemputnya pasti tak akan datang.
Kemudian ia memilih untuk berjalan ditengah hujan dengan payung temannya tadi untuk mencari angkutan umum. Ia merasa yakin dengan pilihannya. Gadis itu mulai membayangkan lagi, pasti enak sekali berjalan ditengah hujan, apalagi... umm ditemani sebungkus coklat.
Baru saja ia melangkahkan kaki menuju jalan utama, hujan berhenti. Gadis itu terdiam. Ia tidak jadi menikmati hujan, namun dia masih bisa membeli sebungkus coklat. Ada dua toko coklat, yang satu di depan perempatan jalan dan jaraknya dekat dengan posisi sang gadis sekarang dan toko kedua agak jauh di bagian atas jalan. Si gadis memilih ke toko yang terdekat.
Saat tiba diperempatan jalan, muncullah angkutan umum. Gadis itu berpikir.. "Jika aku naik angkot itu, aku tidak bisa menikmati sebungkus coklat" akhirnya, gadis itu membiarkan angkutan tadi melewatinya.
saat sampai di toko terdekat, gadis itu berharap akan menemukan coklat. dan benar saja, ia menemukan coklat, tapi bukan coklat yang ia harapkan. Coklat ditempat itu terlalu besar dan mahal. gadis tadi mulai berpikir kembali, oh yaa.. ia masih punya harapan mendapatkan coklat di toko yang agak jauh. ia pun berjalan kesana.
Ia hampir saja tiba ditoko itu, sampai akhirnya gadis itu melihat ada angkot yang akan lewat kearahnya. Gadis itu begitu bahagia, kali ini bukan hanya coklat yang ia dapatkan tapi juga angkot sekaligus. ia pun langsung memasuki halaman toko sampai ia menemukan bahwa toko tersebut tutup. Langkahnya langsung terhenti.. Sekali lagi, pilihan mengecewakannya. akhirnya, ia berbalik badan dan menunggu angkot datang kearahnya.
Diatas angkot ia merenung, bukankah sama saja jika ia tadi memilih angkot pertama, pilihan pertama dan tidak menyia-nyiakannya. Sekarang ia juga sedang terduduk dengan tangan kosong dan tentu saja lelah...
Seandainya ia langsung menaiki angkot pertama saja, pastilah ia sudah sampai dirumah dan tidak kelelahan seperti sekarang.
*** Renungkanlah kisahnya Ukhti..
Terlalu banyak harapan yang ia gantungkan, terlalu banyak pilihan yang membingungkannya. Hingga ia dikecewakan oleh pilihannya sendiri. Sebuah kisah yang sederhana, tapi jika antum dapat melihat bagaimana pentingnya bijaksana dalam sebuah keputusan. Bagaimana menghargai kesempatan yang ada. Jika tak yakin jangan sia-siakan pilihan pertama yang datang padamu, belum tentu sesudahnya akan ada yang lebih baik. Dan belum tentu pilihan pertama tidak sebaik yang antum harapkan.
Sebagaimana,
عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦)
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
“Subhanallah, betapa banyak kebaikan yang terdapat dalam hal-hal yang tidak disukai hawa nafsu, sementara diri kita melalaikannya! Kenapa aku harus sedih dan menangisi kehidupan yang serba kekurangan di tengah keluarga kita atau pertemanan, yang ada hanya kebodohan, kemiskinan, kepayahan ketidakpedulian, dan penghinaan, sedangkan kita merasa memiliki beban yang berat”
Betapa banyak karunia dan nikmat yang terkandung pada hal-hal yang tidak disukai dari diri kita. Akan tetapi, firman Allah yang Maha Agung tentu lebih tepat:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar