Jumat, 15 Maret 2013

Muhasabah Diri


Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Tiada Tuhan selain Allah. Banyak sekali ahli ibadah yang bodoh, pemeluk agama yang tidak berpengetahuan, dan orang mengaku berilmu tetapi tidak mengenal hakikat agama. Mereka semua rusak karena berbagai prasangka dan tipuan.
(Ibnu Qayyim al-Jauziyah)

Rasulullah Saw, bersabda :
"Segeralah beramal saleh (Sebelum Ujian Datang), seperti sebagian malam yang yang gelap. Pagi hari seseorang beriman, tetapi sorenya dia kafir. Atau, sore hari dia beriman, tetapi paginya dia kafir. Dia menjual agamanya dengan kesenangan duniawi,"
(HR Muslim)

Ada dua faktor kebodohan besar yang membuat bencana dan ujian dapat memalingkan seseorang dari menjalankan hakikat agama. Pertama : Tidak tahu hakikat agama itu sendiri. Kedua : Tidak mengetahui kenikmatan hakiki yang menjadi tujuan pencarian dan kesempurnaan jiwa, serta yang membuatnya merasa senang dan nyaman. Kedua faktor tersebutlah yang membuat sesorang berpaling dari melaksanakan hakikat agama dan tidak mencari kenikmatan hakiki.

Jelaslah bahwa hamba yang sempurna adalah yang mengenal kenikmatan hakiki yang dia cari dan usaha apa saja yang bisa membuatnya memperoleh kenikmatan tersebut. Dia juga harus bertekad kuat untuk berusaha dan mencintai kenikmatan itu secara tulus. Sebab, mengandalkan pengetahuan dan cara saja tidaklah cukup membuat seseorang bisa memperoleh kenikmatan jika tidak dibarengi usaha. Demikian pula keinginan kuat tidaklah bisa mendatangkan apa yang kita inginkan kecuali jika diiringi dengan kesabaran.



Oleh karena itu, kebahagiaan, kesenangan, kenikmatan yang sempurna tegantung pada lima faktor:
1. Mengetahui kenikmatan hakiki yang dicari
2. Mencintainya
3. Mengetahui cara memperolehnya
4. Berusaha meraihnya dengan cara tersebut
5. Bersabar mendapatkannya

Allah Subhana Wata'ala, berfirman:

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, serta yang saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran"
(Al-Ashr: 1-3)

Intinya, Dua faktor yang mendasari munculnya ujian diatas pangkalnya adalah tidak mengenal Allah dan agamanya, serta janji dan ancaman-Nya.

allahu'alam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar