Jumat, 20 Juni 2014

Simpul Tanpa Nama



Pada kisah di celah cahaya,
larik-larik mengungkapkan rentetan cerita yang membawaku menembus pilar tak berujung
Gelap, hanya sayup yang terdengar dari terpaan angin pada dedaunan basah
Menjemput malam yang telah menunggu di beranda rumahnya

Selasa, 29 April 2014

Sensasi Sebotol Kopi Dingin


Tulisan ini ku tujukan untuk saudariku di tanah yang berbeda :)
-Al Putri Yana Wulandari

Untuk kali ini, bukan sajak yang akan ku tuliskan, yaa sebatas cerita konyol yang mungkin akan menghiburmu nan jauh disana...
Semua bermula dari keinginan kita mencoba sebotol kopi yang terlihat begitu nikmat (dari iklan) Haha :D Yap, itulah dia "Kopiko 78'C" -___-

Kemarin di tempat bimbingan kami di adakan midnight, ide gila pun terlintas dalam benak. Oksip, sepertinya ini dia saat yang tepat untuk mencoba meminum kopi itu. well, Mimi dan Ika ternyata sudah pernah mencobanya, dan khasiat nya memang ampuh untuk membuat mata melek semalaman.

Akhirnya saya, Mimi, Ika, dan Syandri sepakat untuk minum kopi itu sebelum acara midnight dimulai. Alhasil, saya berikan sebelas acungan jempol... Ngantuk dan lelah entah hilang ke pulau mana, yang tersisa adalah mata yang segar dan semangat.

But, cerita itu pun dimulai ketika jam telah menunjukkan pukul 12.03, kami yang belajar di bawah AC, bukan cukup tapi sangat merasa kedinginan. Lalu ada yang aneh dengan perutku... Lalu saya berusaha membaca doa ketika orang sakit dan bertahan di kelas. Namun, setelah pembahasan soal fisika, saya mulai tidak konsentrasi. Perut rasanya semakin aneh. Lalu, saya keluar kelas untuk mengambil air mineral. Ternyata, ada seseorang yang sedang menangis. huss... bukan hantu, tapi temen sebimbingan ji -_- Saya lupa namanya siapa, namun menurut pengakuannya dia maag. Mungkinkah kasusnya sama dengan saya? sepertinya saya maag deh, lalu saya pun meminta obat maag nya dan mengunyahnya bersama sepotong roti yang telah saya siapkan sebelumnya. Kacau rasanya, ahahaha..

Namun tak ada perubahan, perut saya masih terasa aneh, sakit sih.. Lalu, saya kembali ke kelas dan duduk di samping Syandri. Dia berbisik "In, nda bereaksi ji kopinya di perutmu?"
OMG! saya pun baru tersadar, sepertinya saya bukan  maag tapi mual dan sakit perut gara-gara sensasi kopi itu. Saya pun bilang sama Syandri, kalau saya tadi minum obat maag karena perut saya sakit, terus dia keheranan.. "Bukannya tadi sebelum pergi makanmu banyak?" Astaghfirullah.. Iya juga sih, perasaan kalo soal makan memakan yaa saya cukup jadi yang pertama ambil piring. Hahaha..

Bener, ini akibat kopi itu. Syandri juga merasa mual, Jantung Mimi juga berdebar, dan Ika pun mules.. Ampun deh! Memang sih, kopinya ampuh memelekkan mata, tapi kan nda keren juga kalau pakai acara sakit perut segala... Keras nih! sampai jam 4.30 kami belum bisa tidur dan bernapas lega, kami pun menyusun rencana agar bisa pulang lebih awal. Nda enak betul rasanya ini perut nah, mual mi, muntah-muntah dan segala macam... Akhirnya kami pun pulang. Sampai di rumah Mimi, perasaanku masih tidak enak, udah deh.. gak dua kali, gak lagi-lagi, ampun...

*********

Jadi put, sensasi sebotol kopi dingin yang dulu ingin sekali kita rasakan, seperti itu.. Rasanya memang, enaaaakkk sekali, persis yang ada di dalam kepala kita, haha. Tapi efeknya, wuiisshh samapai sekarang saya menulis ini, perut saya masih terasa aneh. Sekian-

Minggu, 27 April 2014

Tuki, Kami Merindukanmu


Siang itu, matahari begitu terik.. sepulang dari bimbel kami segera masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Yap, tiba-tiba Mamanya Mimi bilang "Tuki hilang".. What!?
Kok bisa sih? gimana kronologi kejadiannya? Kami pun menjadi panik..

Ceritanya kira-kira seperti ini:

Pagi hari setelah kami berangkat bimbel, si Tuki masih bermain-main di sekitar rumah, lalu beberapa jam kemudian, Tuki datang dengan tubuh yang begitu kotor, penuh pasir basah. Lalu Mamanya Mimi memandikan Tuki, yaa tumben banget hari itu Tuki gak banyak gaya saat dimandikan. Terus Tuki pun di keringkan sekaligus di larang keluar oleh Mamanya Mimi, nanti dia kotor kembali lagi. Lalu, Mamanya Mimi pun, mengepel rumah dan Tuki baring-baring di depan pintu. Namun setelah itu, Tuki menghilang dari rumah.. entah kemana anak itu..

Mamanya Mimi pun mencari Tuki, ke tetangga dan di sekitar rumah. Biasanya kalau Mamanya Mimi memanggil Tuki, apapun yang sedang di lakukan Tuki, dia langsung pulang ke rumah dan menuruti perintah Mamanya Mimi. sekali lagi, Tuki takut looh sama Mamanya Mimi.. hehe

Namun, tidak ada respon sama sekali. Mamanya Mimi sangat bersedih dengan kepergian Tuki, karena itu sore harinya kami memutuskan untuk mencari Tuki sambil membawa foto Tuki di hape. Kami menanyakan perihal seekor kucing remaja berwarna putih hitam kepada warga, namun tak ada yang melihatnya. Kasihan Tuki, mana dia belum makan lagi.. Ketika melihat kucing lain di tempat sampah, kami tambah iba dan rindu kepada Tuki.. huhuhu, Saya pun berpesan pada kucing liar itu, "Kalau kamu ketemu Tuki, bilang yah supaya dia cepat pulang"

Kami pun pulang tanpa membawa Tuki, sedih sekali rasanya. Semua merasa kehilangan Tuki, kami berpikir bahwa Tuki telah di culik dan di jadikan bakso kucing. Menyedihkan sekali, karena sebetulnya kami belum siap kehilangan Tuki. Mimi bilang, mungkin seperti ini rasanya kehilangan yang kita sayangi. Jadi kita harus memperlakukan orang-orang yang kita sayangi dengan sebaik mungkin. Malam sebelum Tuki hilang, tak ada hal spesial yang Mimi lakukan, tapi kalau saya pribadi, Tuki sempat bermanja-manja di kaki saya.. hikshiks..
Kasihan Tuki, kami berharap dia bisa kabur dari penculiknya dan menemukan jalan pulang kesini.

Lalu, pagi hari benar-benar aneh tanpa Tuki. Rumah begitu sepi tanpa Tuki yang mengeong atau ingin di kasih makan atau di ajak main. Benar-benar berbeda, Ketika saya dan Mimi sedang menggunakan kerudung dan membahas mengenai bakso kucing, tiba-tiba Syandri bilang dari lantai bawah, "Ih Tuki!". Kami langsung berlari menuruni tangga dan menemui Tuki. Mamanya Mimi telah memeluk Tuki, dan kami pun mengerubungi Tuki..

Alhamdulillah, akhirnya Tuki kembali.. Setelah malam yang panjang dan menyedihkan. Tuki pulang dengan luka di tubuhnya, kasihan Tuki. Ia langsung di beri makan dan susu, lalu di sayang-sayang. Namun, Tuki tak selincah hari kemarin, luka di tubuhnya dan kejadian ktika menghilangnya membuat Tuki tak bersemangat, Oh Tuki...

Sekarang Tuki dalam proses penyembuhan, kami benar-benar merindukan Tukiem Moeza si Kucing

Senin, 21 April 2014

Meet and greet with Tuki


This is Tukiem Muezza, panggilannya Tuki. yap, inilah kucing peliharaan teman saya. aduh berbagai pengalaman histeris bersama Tuki telah saya alami selama tiga hari di rumah Mimi.

Kucing ini sangat interaktif dan manjaaa... Dia dirawat oleh Mimi sejak kecil, masih bayi tepatnya. Ceritanya sungguh miris dan menyedihkan, awalnya suatu malam, Mimi bersama temannya naik motor di daerah Daya, Makassar. Lalu dia melihat seekor anak kucing yang mengeong dan ingin menyebrang. Dengan hati yang iba, Mimipun berhenti dan memungut kucing kecil yang malang itu. Sepanjang perjalanan si kucing mengeong terus, membuat hati terasa berdebar, takut kenapa-kenapa. Lalu temannya yang memasukkan si kucing kecil yang malang di dalam tas. Kata teman Mimi, "ini Kucing belum terbuja matanya, kayanya baru dilahirkan" dduh, sedih sekali. Karena si Tuki ini dari kecil tidak pernah merasakan air susu sang induk. Setelah sampai di rumah, ternyata Mamanya Mimi MARAH, katanya "Kamu cuma bikin mati anak kucing" Setelah itu, beliau menyuruh Mimi membuang si kucing kecil yang malang, tetapi Mimi bersikeras mempertahankannya. Lalu, Mimi mencari kardus dan kain-kain bekas, dan menaruh si anak kucing ini didalamnya.

Si anak kucing ini selalu mengeong, dan Mimi tidak tahu harus bagaimana. Sesungguhnya kata Mama Mimi, si anak kucing kehausan. jadilah Mimi membuatkannya susu kaleng, tapi ternyata si anak kucing mencret. Lalu Mimi menggantu susunya dengan susu formula bayi umur 0 bulan yaitu lactogen. dan juga di belikan dot oleh Mamanya Mimi.
Keesokan harinya, Mimi kesekolah dan mengabarkan perihal kucing itu pada teman-temannya. dan seorang teman memberi ide menamakannya dengan "Tukiem".

Kodong, sewaktu kecil si Tuki ini sering terjepit tangannya, sedih sekali karena ia tidak memiliki teman. suatu hari juga, Tuki pernah kecebur dalam got dan di mandikan oleh Mamanya Mimi pakai sunlight cair.

Dahulu, memang si Tuki  tidak menerima kehadiran Tuki, namun seiring berjalannya waktu Mamalah yang sangat dekat dengan Tuki, bagaikan seorang adik dari Mimi. Mamanya Mimi sangat ditakuti, bahkan sekarang Tuki pun juga takut pada Mama. Setiap perkataan Mama, selalu Tuki indahkan. Jadilah kini Tuki si anak manja. Karena, ia selalu ngambek jika dimarahi dan bersedih ketika saya dan Syandri datang mengambil tempat tidurnya disamping Mimi.

Awalnya saya dan syandri ketakutan, karena si Tuki selalu mengincar kaki kami untuk di jadikan mainan. Namun saat saya menulis tulisan ini, waktu sedang berada pada pukul 1 pagi. dan kini kami harus berbagi tempat tidur bersama Tuki. Saya juga sempat kaget tadi, karena Tuki yang awalnya tidur di atas laptopnya Syandri kini pindah disamping syandri yang sedang membaca. Lihat saja, pose Tuki diatas, itu baru di ambil looh tadi. so, saya harus berhati-hati sebab Tuki tidurnya melingkar, dan jika bangun tidak di bukakan pintu, dia akan menggigit kaki, atau mencium sang kakak. yaa artinya si Tuki ini membangunkan, agar dia dibukakan pintu.

hoaam... ngantuk, telah waktunya tidur. akhir kata, selamat menjalani kehidupan perantauan di makassar. Hehe :) See you again pomalaa...

Sabtu, 05 April 2014

Rindu yang terencana


Sesak yang menyeruak, ini rindu yang terencana :)
Yap! didetik-detik kita bersama, banyak hal yang kembali terkenang...

Kini hujan sedang memayungi tanah kita, Pomalaa dan berjuta kenangan. Yang indah pun yang tidak, kelak akan menjadi masa lalu, dan lalu kita Rindu..

Ah... I want you know all, betapa kalian berharga untuk saya. 3 Tahun yang kita jalani bersama, banyak hal yang kita lalui, dan saya tahu, setelah ini mungkin dari kalian akan ada yang pergi entah kemana, pun menghilang tanpa jejak, yaa sekalipun masih ada yang bertahan dalam komunikasi antar sahabat lama. Saya akan sangat merindukan kalian. Saya harap, suatu hari nanti kalian bisa baca tulisan ini..

Masa-masa putih abu-abu sangat spesial menurut saya, disini saya belajar banyak hal, mulai dari open mind dengan hal-hal baru yang selama ini belum pernah saya dapatkan, mujahadah bersama, hingga bagaiman kita nge-charge our dreams together in our classroom. Ampun! kekonyolan bin ajaib, semuanya...

Mm.. Kita berjuang bersama yaa untuk UAN 2013/2014. Untuk SMAN 1 Pomalaa dan untuk mimpi-mimpi kita, semoga kita semua lulus 100 persen dan bisa menggapai impian masing-masing.


Kamis, 03 April 2014

Perjuangan


(Pohon didepan sekolah #LesSore)

Ini saatnya menulis kembali bagiku. Sekarang udah H-9 Ujian Nasional. Hari dimana kami sebagai senior tertua disekolah berperang untuk memenangkan apa yang selama ini kami perjuangkan di tiga tahun kami belajar. Tentu ada ketakutan yang menjalar dihati kami, tapi kami harus tetap optimis...
Malam mulai beranjak pergi, sebentar lagi Adzan akan berkumandang. Ini hanya tulisan pendek yang ku buat untuk diriku dan dirinya #HahaCnidariaMenari-nari -_-

Yap! Kita harus melewatinya kawan, dan kita harus memenangkannya, InsyaAllah.. Mari kita terus berjuang dan tawakkal untuk hasil yang terbaik dari-Nya.

Setelah UAN berakhir, kita tidak bisa duduk tenang sambil melipat kaki dan mengangguk-anggukkan  kepala, Hah? Tentu saja, karena kita masih menunggu pengumuman kelulusan, setelah itu kita menunggu lagi pengumuman SNMPTN, dan lainnya..
Banyak kecemasan yang melanda, aku tau kita harus enjoy menjalaninya, tapi bagaimana pun juga pasti kekhawatiran akan muncul satu persatu.Iya gak?

Memikirkan masa depan memang bikin galau, jadi sebisa mungkin kita harus menjalani apa yang sedang kita hadapi saja sekarang dengan sebaik mungkin. Kita punya cita-cita kan? Untuk meraihnya, banyak hal yang harus kita benahi dari diri kita, Ingat, kita hidup didunia yang dikelilingi oleh banyak orang, bukan hanya kita sendiri. Ini bumi yang Allah titipkan untuk kita sebagai khalifah dimuka bumi, so pedulilah terhadapnya, terhadap masalah ummat. But, pedulilah untuk hal-hal yang baik, yang sia-sia dan tidak bermanfaat buang saja jauh-jauh.

Beberapa orang mungkin tidak memiliki pilihan, dia harus terus melangkah.  Tidak ada pilihan untuknya berbelok, atau sekedar berbalik arah kembali. Tidak, hanya satu pilihan... Tetap majju dan terus berjuang..

Hai, AlPutri, kamu jangan goyang, jangan gentar. Sekalipun kini kamu sedang dihadapkan oleh pilihan yang membuat dadamu sesak. Kau lihatlah, banyak diantara mereka yang kini mundur, yang kiniberbalik arah, yang kini berbelok untuk tujuan yang berbeda dari sebelumnya. Aku tahu, kau akan kerasmempertahankannya, memperjuangkannya. Tapi lewat tulisan ini, aku ingin kau tahu kalau aku akan terus mendukungmu. Hei, bisa dihitung jari waktu-waktu kita bersama lagi, setelah nantinya kita masing-masing menentukan jalan kita sendiri. Ya, aku akan merasa kehilanganmu #AhFlagelataBerjalanKaki
Hehe.. But, Don't worry, semua ada jalannya. Jangan lupakan mimpi-mimpi kita disamping jendela kelas, disamping jendela kamarmu dan kamarku, di jalan-jalan, dan di taman Masjid Nurul Iman.Oksip :D

Mungkin sekian dulu kali yaa, tapi banyak hal yang ingin  aku tuangkan dalam tulisan-tulisan ku berikutnya, Semoga bermanfaat :)

Sabtu, 15 Februari 2014

Puisi Tema Narkoba- "Di ujung jurang harapan"


Seberkas cahaya melukiskan difraksi yang tajam,
menghujam tepat pada aksara waktu
kini, pun yang telah berlalu
tinggallah kisi dari masa yang kembali ku jenguk...

Ini sebab telah rapuh jiwaku,
yang mungkin menjadi ujung sang kaki berpijak
Aku telah menikmati tiap desah nafas ini, kembali...
Menyelami selasar hidup di ujung senja

Namun, sekelebat kisah menohok batinku,
menyisakan sesak tiada terperi...
Ini tentang Aku,
dan cairan dari suntik demi suntik yang pernah ku masukkan dalam tubuhku, kala itu...


Ingatkah, Mama..
Aku pada masa dimana malam pun enggan beranjak pergi
tanpa cahaya, bersama air mata dan kehampaan,
berharap jeda sejenak dalam kenikmatan benda haram yang karenamu ku pakai!


Maafkan aku, Mama..
Sikapmu, itu yang membunuhku, meracuni akal sehatku
dan.. kau baru tahu kini,
setelah sekian lama kau lihat perubahanku



Lihatlah aku, anakmu...

Seorang gadis yang kini hancur dihadapanmu, dipelukmu
memintamu agar tetap disisiku,
memintamu untuk berhenti dari kehidupan malammu,
memintamu untuk peduli padaku, didetik ini...

Mama,
Aku benci ditiap saat mereka menatapku,
memandang aku, pun seolah mahluk hina yang harus dijauhi!
yang hancur hidupnya, tanpa perhatian,
yang terpenjara oleh ilusi dan pergaulan bebas

Ya.. Kalian! Kalian tak perlu mengejaku untuk mengakuinya
sebab kalian telah lebih beruntung dibanding aku
sebab aku memang hampa kasih sayang,
dan aku pengguna narkoba!

Aku tahu, dan kalian pun perlu tahu...
tak ada gunanya ia meski kau pakau berulang-ulang, berjuta-juta...
Percuma! Bahkan kau akan terlihat lebih menyedihkan!
Seperti diriku, yang kini hanya berdiri disisi jurang harapan

Barang haram itu telah menghabisiku,
berlari pun percuma,
getir sesal yang kubenci kedatangannya kini menulusup diam-diam dirongga dadaku
sebab ku lihat lagu tangismu dalam gema...

Mama,

Yang ku mohon di akhir sajak ini,
biarkan aku tetap berada dalam hangat dekapmu,
menikmati sakit yang teramat ini
berharap pencabut nyawa lebih cepat datangnya...

***********************************************************
2013
Dibuat dalam rangka persiapan lomba puisi tema: Narkoba yang diselenggarakan oleh BNN, rencana dibawakan dan ide puisi yang be different, yaitu oleh Febrina Risky Amelia, adik kelasku yang everything -_- #haha. Meskipun tidak jadi tampil karena *something wrong, tapi proses latihan baca puisinya berkesan banget. Bersama dua instruktur, Al Putri Yana dan Runi Agristria. One of the best moment I ever had...


Rabu, 12 Februari 2014

quotes "Tere Liye"

Kita tidak usah jadi pengendali udara, pengendali air atau pengendali api. Kita cukup jadi pengendali hati saja.



“Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya. 

“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."

--2 Novel "Negeri Para Bedebah" & "Negeri Di Ujung Tanduk", 


“Hanya perasaan sayang yang sebenar2nyalah yang bisa menghasilkan kebencian tak terhingga.”

"Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kaupamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu.”

— Tere Liye, novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah", novel tentang cinta yang sederhana.

"Terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus sabar menunggu rencana terbaik datang, sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan."

--Tere Liye, 'Kau, aku & sepucuk angpau merah'.

“Terkadang kesedihan memerlukan kesendirian, meskipun seringkali kesendirian mengundang kesedihan tak tertahankan.” 

― Tere Liye, novel "Kisah Sang Penandai"

Senin, 10 Februari 2014

Untuk dimengerti -

,


Aku adalah wanita ...
aku adalah kekuatan ... 
aku adalah kelembutan ...
dan, aku adalah ibu dari cinta

"Kalau kamu mau nangis, nangis aja... tapi ingat, kamu adalah perempuan. Kamu adalah perempuan yang kuat. Kalau kamu mau nangis, kamu harus punya alasan ,  menangislah untuk hal-hal yang baik, karena banyak perempuan yang menangis hanya untuk hal-hal yang sia-sia"

Banyak hal yang memang seharusnya berubah,
tapi hati yang lapang akan selalu menerima..
-untuk mereka yang berjiwa besar-
Semuanya akan baik-baik saja, percayalah




Selasa, 04 Februari 2014

Daybreak

"Membaca pagi, melepaskan kelabu"


Ranting-ranting patah, dedaunan basah, dan malam yang lekat dalam ingatan
Ingatkah, ketika kita saling mengeja dalam diam?
Mengarungi tiap noktah  dan frasa yang telah siap membersamai
Juga pada sorotan cahaya, kita membidiknya dengan tepat

Jika pun, kisi yang tengah kau lewati adalah temaram yang menyudutkan langkahmu
Keyakinan adalah penerang, 
Obor yang tak kan pernah mati, yang siap menjadi penuntun bagi orang-orang yang percaya..

hei, bukankah ditiap kesulitan selalu diapit oleh dua kemudahan? 
Maka, nikmat Tuhan mu yang manakah yang engkau dustakan?






Kamis, 16 Januari 2014

Memoar seekor semut




Riuh angin mendeham di suatu sore, mengarak deretan awan kelabu disisi langit.
Kisah ini tentang seekor semut di dahan gahara, yang  meramu satu-dua butir sisa makanan...
ia ingin segera pulang, oleh sebab kerabat dan sanak telah menunggu disarangnya
namun, perjalanan masih begitu panjang

Matahari yang tadi bersinar cerah telah berganti,
Juga semilir asa yang dilambungkan dedaunan, kini pun telah berganti
Kabar-kabar burung telah bersahut-sahutan, membuat semut kecil semakin ciut untuk kembali
Sekali lagi pasir dan debu terbang bersama angin, menghalangi pandangan..

Tapi tidak, ia harus kembali..
Semut kecil yang sendirian, dan ketakutan.. kini berusaha berlari dan tetap bersama bawaannya
Sisa makan terlampau berarti baginya, dan pulang sesegera mungkin adalah tujuan
Sekalipun badai akan datang dari ujung mata, menerpa tubuh kecilnya

Setetes hujan hampir mengenainya, ia terus berlari..
Lagi, lagi dan lagi..
Semut kecil terjatuh, sisa makanannya pun demikian,
Tetes hujan semakin banyak jumlahnya

Tunggu, apa yang terjadi padanya? Benarkah ada butiran bening yang mengalir di wajahnya?
Semut kecil menangis, dia menangis !
Langkahnya gontai bangkit dan kembali mengangkat sisa makanan
Jika memang gagal, setidaknya ia telah berusaha;pun jika ia berhasil, maka ia bersyukur.. sangat bersyukur!

Ini soal tekad dan keyakinan,
tentang harapan yang begitu luas
Hingga semut kecil pun tiba di sarangnya, ditengah badai, ditemani seekor burung
Rupanya pertolongan segara datang padanya

Sisa makanan yang ia bawa tinggal sebutir, sisanya terhempas oleh badai
Sanak dan kerabat kini mengelilinginya, mendekap erat tubuh sayu dan lemas semut tadi
Sang burung tersenyum menikmati hangat suasana, yang membuatnya sadar akan arti perjuangan,
Perjuangan seekor semut untuk pulang ke sarangnya

Rabu, 15 Januari 2014

Sampai jumpa ..



Waktu terus berjalan, tanpa letih dan tanpa menunggu sedikitpun
di ujung senja, pucuk ilalang melambai damai
Menikmati syahdu goresan langit berpadu warna
pun mentari telah turun lamat-lamat,
menyisakan sepi pada gelap yang mulai merayap

Oktober kini sedang melambai pada bulan berikutnya,
Kan ada yygang datang, juga pergi ...
Bertukar salam pada sang waktu berparas dingin
Lalu, apa?
Ini begitu pelik bagiku, pun bagi sebagian orang

April yang dinanti,
April yang ditunggu,
April dengan jeda menujunya

Jeda yang amat singkat,
namun sangat berarti
Jeda yang hanya bisa diisi dengan satu hal;
"Sabar"

Sabar untuk terus berjuang, hingga kemenangan berada dalam genggaman...