Minggu, 30 Desember 2012

Kisah seorang wanita yang mencongkel kedua bola matanya...



Telah termaktub dalam sebuah kisah tentang seorang pemuda yang begitu terpesona dengan kecantikan seorang wanita, betapa hatinya senantiasa dalam kegelisahan sejak pandangan pertamanya. Dan bergetarlah hatinya dengan getaran yang semakin menjadi-jadi, setiap kali bayangan wanita itu terlintas dalam lamunannya. Betapa tersiksanya ia dengan perasaan cintanya pada wanita itu, ia benar-benar terpedaya dengan segala keindahan wanita yang tidak ada duanya baginya. Hingga kemudian iapun memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah surat kepada wanita itu melalui seorang budaknya yang diletakkan di atas nampan perak dan ditutupi dengan kain suteraberwarna kuning.
“wahai engkau yang sudah membuat diriku  dimabuk kepayang setelah memandang wajahmu, kiranya hasrat untuk menyampaikan perasaanku bisa mengurangi kegundahanku karena senantiasa mengingat dan membayangkanwajahmu.”
Wanita tersebut pun membalas surat dari sang pemuda,
“wahai pemuda, kiranya apakah yang membuat dirimu amat tertarik melihat ku…?”
Sambil melancarkan jurus rayuannnya sang pemudapun membalas,
“aku begitu terpesona dengan keindahan matamu…”
Membaca surat dari sang pemuda, gadis yang cantik jelita itupun mengambil pisau dan mencongkel kedua bola matanya, dan mengirimkan kedua bola matanya bersama surat balasan kepada sang pemuda :
 “wahai pemuda kalau kiranya kedua mata ini yang membuatmu terpikat, maka aku berikan kepadamu kedua bola mataku. Karena aku sendiri menjadi gelisah ternyata kedua mataku membawa fitnah bagimu”
Pemuda tadi kaget bukan kepalang setelah membuka nampan yang ternyata berisi kedua bola mata wanita yang dicintainya. Ia merasa sangat malu pada dirinya sendiri setelah mengetahui bahwa wanita itu adalah seorang gadis yang suci dan sholehah hingga membuatnya menagis berhari-hari meratapi kesalahnnya. Dan ternyata  setelah kejadian itu dia menjelma menjadi seorang pemuda yang shalih dan pemalu kepada wanita dan sangat berbeda dengan yang sebelumnya.
Sahabat, betapa agung dan mulianya seorang Muslimah Shalehah, hingga sifat-sifat mereka dipuji oleh Allah dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya lelaki dan wanita yang muslim, lelaki dan wanita yang mukmin, lelaki dan wanita yang taat, lelaki dan wanita yang jujur, lelaki dan wanita yang sabar, lelaki dan wanita yang khusyu’, lelaki dan wanita yang bersedekah, lelaki dan wanita yang berpuasa, lelaki dan wanita yang memelihara kehormatannya, lelaki dan wanita yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” ( QS Al Ahzab: 35 )
Karena dia adalah pembakar  semangat  pasukan Rijalillah dalam Jihadun-Nafsi, demi cinta sejatinya (cinta kepada Allah)  ia rela menanggalkan jubah kemewahan duniawi, ia tidak terpengaruh oleh zaman, ia gigih dalam menjalankan syari’at, cintanya tidak pernah terbagi selain mencinta-Nya, ia menangis dan gundah kalau kecantikannya dzatiahnya membuat kaum Adam terlena  hingga lupa akan cinta kasih-Nya.
Demi sinar bahagia di surga  ia rela melepas nafsu syahwat dunia
Demi  menjaga mutiara imannya ia sering meneteskan airmata dan peluh keringat untuk  menjaga kehormatannya
Demi cinta hakikinya ia sibukkan diri dengan lantunan halus dalam munajatnya
“ Saya tidak akan mengabdi kepada Tuhan, seperti seorang buruh yang selalu mengharapkan gaji” kata Rabia’ah.
Ketika ditanya apakah dia benci setan, dia menjawab bahwa dia tidak benci setan.
“ Aku mencintai ALLAH, tetapi aku tidak benci setan. Cinta tidak akan meninggalkan ruang di hati bagi yang lainnya.”
Kemurnian cinta Rabi’ah memancar dari seruannya,
“ Oh Tuhanku! Jika aku meyembahmu karena takut neraka, maka lemparkan aku ke dalam neraka. Jika aku meyembahmu karena mengharapkan surga, maka jauhkan aku dari surga.”
Subhanallah….
Rasulullah sawTelah termaktub dalam sebuah kisah tentang seorang pemuda yang begitu terpesona dengan kecantikan seorang wanita, betapa hatinya senantiasa dalam kegelisahan sejak pandangan pertamanya. Dan bergetarlah hatinya dengan getaran yang semakin menjadi-jadi, setiap kali bayangan wanita itu terlintas dalam lamunannya. Betapa tersiksanya ia dengan perasaan cintanya pada wanita itu, ia benar-benar terpedaya dengan segala keindahan wanita yang tidak ada duanya baginya. Hingga kemudian iapun memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah surat kepada wanita itu melalui seorang budaknya yang diletakkan di atas nampan perak dan ditutupi dengan kain suteraberwarna kuning.
“wahai engkau yang sudah membuat diriku  dimabuk kepayang setelah memandang wajahmu, kiranya hasrat untuk menyampaikan perasaanku bisa mengurangi kegundahanku karena senantiasa mengingat dan membayangkanwajahmu.”
Wanita tersebut pun membalas surat dari sang pemuda,
“wahai pemuda, kiranya apakah yang membuat dirimu amat tertarik melihat ku…?”
Sambil melancarkan jurus rayuannnya sang pemudapun membalas,
“aku begitu terpesona dengan keindahan matamu…”
Membaca surat dari sang pemuda, gadis yang cantik jelita itupun mengambil pisau dan mencongkel kedua bola matanya, dan mengirimkan kedua bola matanya bersama surat balasan kepada sang pemuda :
 “wahai pemuda kalau kiranya kedua mata ini yang membuatmu terpikat, maka aku berikan kepadamu kedua bola mataku. Karena aku sendiri menjadi gelisah ternyata kedua mataku membawa fitnah bagimu”
Pemuda tadi kaget bukan kepalang setelah membuka nampan yang ternyata berisi kedua bola mata wanita yang dicintainya. Ia merasa sangat malu pada dirinya sendiri setelah mengetahui bahwa wanita itu adalah seorang gadis yang suci dan sholehah hingga membuatnya menagis berhari-hari meratapi kesalahnnya. Dan ternyata  setelah kejadian itu dia menjelma menjadi seorang pemuda yang shalih dan pemalu kepada wanita dan sangat berbeda dengan yang sebelumnya.
Sahabat, betapa agung dan mulianya seorang Muslimah Shalehah, hingga sifat-sifat mereka dipuji oleh Allah dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya lelaki dan wanita yang muslim, lelaki dan wanita yang mukmin, lelaki dan wanita yang taat, lelaki dan wanita yang jujur, lelaki dan wanita yang sabar, lelaki dan wanita yang khusyu’, lelaki dan wanita yang bersedekah, lelaki dan wanita yang berpuasa, lelaki dan wanita yang memelihara kehormatannya, lelaki dan wanita yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” ( QS Al Ahzab: 35 )
Karena dia adalah pembakar  semangat  pasukan Rijalillah dalam Jihadun-Nafsi, demi cinta sejatinya (cinta kepada Allah)  ia rela menanggalkan jubah kemewahan duniawi, ia tidak terpengaruh oleh zaman, ia gigih dalam menjalankan syari’at, cintanya tidak pernah terbagi selain mencinta-Nya, ia menangis dan gundah kalau kecantikannya dzatiahnya membuat kaum Adam terlena  hingga lupa akan cinta kasih-Nya.
Demi sinar bahagia di surga  ia rela melepas nafsu syahwat dunia
Demi  menjaga mutiara imannya ia sering meneteskan airmata dan peluh keringat untuk  menjaga kehormatannya
Demi cinta hakikinya ia sibukkan diri dengan lantunan halus dalam munajatnya
“ Saya tidak akan mengabdi kepada Tuhan, seperti seorang buruh yang selalu mengharapkan gaji” kata Rabia’ah.
Ketika ditanya apakah dia benci setan, dia menjawab bahwa dia tidak benci setan.
“ Aku mencintai ALLAH, tetapi aku tidak benci setan. Cinta tidak akan meninggalkan ruang di hati bagi yang lainnya.”
Kemurnian cinta Rabi’ah memancar dari seruannya,
“ Oh Tuhanku! Jika aku meyembahmu karena takut neraka, maka lemparkan aku ke dalam neraka. Jika aku meyembahmu karena mengharapkan surga, maka jauhkan aku dari surga.”
Subhanallah….
Rasulullah saw bersabda,” Wahai sekalian wanita, sesungguhnya yang paling baik di antara kalian akan memasuki surga sebelum orang yang terbaik di kalangan lelaki. Mereka akan mandi dan memakai minyak wangi dan menyambut suami-suaminya di atas keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka terdapat anak-anak kecil. Mereka seperti batu permata yang berkilauan.”
Demikian mulianya seorang wanita shalihah, sehingga Abu Sulaiman Ad Darani r.a berkata,
”Istri yang shalihah bukan termasuk dunia, karena istri itu menjadikanmu tempat ( beramal demi ) akhirat.”
Rasulullah bersabda,” Wahai sekalian wanita, sesungguhnya yang paling baik di antara kalian akan memasuki surga sebelum orang yang terbaik di kalangan lelaki. Mereka akan mandi dan memakai minyak wangi dan menyambut suami-suaminya di atas keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka terdapat anak-anak kecil. Mereka seperti batu permata yang berkilauan.”
Demikian mulianya seorang wanita shalihah, sehingga Abu Sulaiman Ad Darani r.a berkata,
”Istri yang shalihah bukan termasuk dunia, karena istri itu menjadikanmu tempat ( beramal demi ) akhirat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar